Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan menyinggung Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang belum membangun gerai ritel modern di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurut Kasan, fasilitas gerai ritel modern diperlukan untuk menunjang fasilitas lainnya yang telah dibangun di IKN seperti hotel, rumah sakit, gedung pemerintahan hingga training center.
"Di IKN rasanya belum terdengar ritel modern mau buka, nah hotel sudah ada, rumah sakit sudah buka, pendidikan sudah ada," ujar Kasan dalam Gambir Trade Talk, Rabu (14/8/2024).
Kasan mengatakan, keberadaan ritel modern dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan para penghuni yang beraktivitas di IKN. Apalagi, dengan adanya upacara 17 Agustus yang digelar di IKN hingga wacana pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) tentunya bakal memicu permintaan atau konsumsi di sektor ritel.
"Ini kan orang di IKN perlu makan dan minum, tapi di IKN udah ancang-ancang atau sudah bagaimana nih? [peritel], ini juga bagian dari menciptakan kultur pertumbuhan baru," ucapnya.
Oleh karena itu, Kasan mendorong keterlibatan ritel modern untuk andil mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan pemerintahan di IKN. Salah satunya dengan membuka gerai ritel modern di sana.
Baca Juga
"Ini kan ibu kota negara ada aktivitas seperti di Jakarta, di mana sektor ritel juga ikut di dalam proses pemindahan ibu kota itu," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (13/8/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sudah ada 55 investor yang masuk ke IKN, dengan berbagai proyek mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perbankan dan teknologi dengan total investasi mencapai Rp56,2 triliun.
“Di IKN itu sudah ada 55 investor yang sudah masuk, kemudian dalam proses seleksi dan verifikasi ada 472 LoI kemudian diverifikasi menjadi 220 masih diseleksi terus,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Bupati/Walikota seluruh Indonesia di Istana Garuda, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
Jokowi pun menjabarkan bahwa dari proses letter of intent (LoI) dari komitmen investasi yang ada. Pembangunan yang sudah masuk ke IKN terdiri dari sektor pendidikan, baik universitas maupun SD—SMA mencapai 6 unit.
Kemudian, rumah sakit di 3 unit, retail logistik di angka 10 unit, hotel telah ada di 8 unit, infrastruktur energi ada 2 unit, perbankan sebanyak 14 unit. Lalu, hunian sebanyak 9 unit, perusahaan serta media dan teknologi mencapai 3 unit.